Senin, 19 November 2012

pupuk organik dari buah maja


Pupuk Organik dari Buah Maja

BOGOR. Buah maja atau lebih dikenal dengan sebutan brenuk  merupakan tanaman perdu, dengan buah sebesar bola volley, berwarna hijau, dengan kulit (tempurung) sangat keras. Daging buah ini memang tidak enak dimakan, dan hanya digunakan sebagai bahan herbal. Yang dimanfaatkan justru tempurungnya, yang berukuran dua kali tempurung kelapa, dengan tingkat kekerasan dan kekuatan yang juga tinggi. Tempurung buah maja digunakan untuk bahan perkakas rumah tangga. Mulai dari gayung air, takaran beras, serta tempat menyimpan aneka biji-bijian.
Buah yang konon katanya menjadi asal muasal nama kerajaan Majapahit (kerajaan terbesar di Indonesia) ini dikenal tidak memberikan manfaat bagi pertanian. Namun hal ini tidak berlaku bagi Pusdiklat Nasional Serikat Petani Indonesia (SPI).
Susan Lusiana, Direktur Pusdiklat Nasional SPI menyampaikan bahwa unsur pahit yang ada di dalam tumbuhan tertentu bisa dijadikan sebagai pengusir serangga.
“Daging buah maja yang pahit yang mendorong kami melakukan percobaan ini. Bagian buah pada tanaman biasanya memiliki unsur P yang cukup tinggi, sehingga bisa kita manfaatkan sebagai pupuk buah yang berfungsi untuk meningkatkan produktivitas tanaman yang kita budidayakan,” ungkap Susan di Pusdiklat Nasional SPI di Cijujung, Bogor (20/03).
Susan menjelaskan bahwa pembuatan pupuk buah cair dari buah dengan nama latin Aegle marmelos ini tidaklah terlalu sulit. Buah maja yang tidak terlalu tua (jangan sampai terlalu tua karena kulitnya akan sangat keras sekali) dihancurkan dan diambil dagingnya, lalu dihancurkan. Daging buah yang sudah hancur dimasukan ke dalam drum yang sudah terisi dengan campuran air dan urine ternak yang ada di sekitar kita (Pusdiklat Nasional SPI menggunakan urine sapi). Setelah dicampur, diaduk lalu ditutup dan diamkan selama seminggu, setelah seminggu, buka kembali drum dan lakukan pengadukan lagi, setelah itu tunggu selama seminggu  lagi baru kemudian larutan tersebut bisa diaplikasikan.
“Untuk pengaplikasian bisa kita lihat dari tingkat keenceran, jika larutan cukup pekat maka untuk pengaplikasian bisa diencerkan dengan perbandingan 1: 3 atau 1:5, jika larutan encer, bisa langsung diaplikasikan ke tanaman, khususnya untuk tanaman yang menghasilkan buah. Pengaplikasian akan lebih efektif pada saat tanaman berbunga,” jelasnya.
Hasil percobaan di Pusdiklat menunjukkan bahwa penggunaan buah maja sebagai pupuk cair dan pestisida nabati ini cukup efektif.
Pengaplikasian pada tanaman kacang panjang yang penanaman tanpa pupuk sama sekali menunjukkan bahwa produksinya tidak kalah dengan produksi kacang panjang yang menggunakan pupuk kimia. Selain itu, kacang panjang yang dihasilkan tidak terkena hama dan memiliki buah yang panjang dan berdiameter leih besar. Untuk frekuensi panen, tanaman kacang panjang yang diberi larutan pupuk buah maja ini juga bisa mencapai 3-4 kali lebih banyak dibandingkan tanaman kacang panjang yang ditanam secara konvensional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar